Sebagai bangsa, kita terobsesi dengan ketenaran. Majalah-majalah selebriti, seperti Heat dan OK, menjual ribuan kopi dan para kontestan reality show yang tertipu tampaknya bersedia melakukan apa saja selama lima belas menit selebritis mereka. Tapi ketika bintang-bintang wannabe mengantri berjam-jam untuk dipermalukan pada X-Factor atau mati-matian mencoba untuk ditempatkan di bawah pengawasan di rumah Big Brother TV, apakah mereka benar-benar sadar akan tingginya harga ketenaran?
Seperti yang dikatakan Andy Warhol, "Di masa depan, setiap orang akan mendapatkan ketenaran selama lima belas menit." Meskipun ini pernah tampak seperti komentar yang agak sembrono, itu menjadi sangat menakutkan. Saat ini, ada lebih banyak peluang untuk mencapai ketenaran dan orang-orang rela berusaha keras untuk memanfaatkannya. Pada awal 90-an, acara TV Channel 4 yang disebut The Word menampilkan segmen reguler, The Hopefuls, di mana pemirsa akan menyelesaikan tindakan menjijikkan untuk tampil di televisi. Keluarga Hope diminta memakan belatung, mencium ikan mati, dan melakukan berbagai tindakan keji lainnya, sebelum bergumam, "Aku akan melakukan apa saja untuk tampil di TV." Hampir satu dekade berlalu, kami belum mengalami kemajuan lebih jauh.
Kontes bakat TV, seperti Fame Academy dan Pop Idol menarik ribuan penyanyi wannabe. Namun, setelah menuangkan hati mereka ke dalam audisi TV mereka, keterampilan vokal mereka biasanya terkoyak oleh hakim. Dalam beberapa kasus, panel juri yang kejam bahkan berhasil mengurangi kontestan hingga menangis. Dalam pertunjukkan ini, bahkan para pemenang pun tidak dijamin kariernya sebagai selebriti. Pemenang masa lalu seperti Steve Brookstein dan Gareth Gates menjatuhkan radar selebriti segera setelah mereka membuat tanda mereka.
Setidaknya kontestan acara bakat TV bersedia memamerkan keterampilan mereka. Beberapa orang tampaknya menjadi terkenal karena melakukan jauh lebih sedikit. Rebecca Loos, putri terdidik seorang diplomat Belanda, menjadi terkenal setelah memberi tahu News of The World tentang perselingkuhannya dengan David Beckham. Loos membenarkan keputusan untuk menjual ceritanya pada tahun 2004 dengan mengklaim memiliki kepentingan terbaik Beckham. "Seharusnya mereka senang itu terjadi," katanya kepada sebuah majalah Amerika, "itu membuat mereka lebih kuat." Sejak itu, Loos mempertahankan tingkat ketenarannya dengan tampil di berbagai acara TV realitas selebritas, termasuk Love Island, The Farm dan Power Lesbian UK.
Tidak semua gadis Kiss and Tell seberuntung Rebecca Loos. Banyak dari gadis-gadis ini gagal untuk mengukir karir dari cerita-cerita kotor mereka dan segera menemukan diri mereka menjadi berita kemarin. Gadis-gadis yang terlibat dalam skandal pesta seks Ronaldo baru-baru ini menjual kisah mereka kepada News of the World dan Sunday Mirror. Tuduhan beruap mereka mengungkapkan bagaimana mereka, "menggoda Ronaldo £ 120.000 per minggu dan sesama bintang £ 14 juta Nani dan £ 17 juta Anderson dengan celana seksi terbaik Tesco" dan membuat mereka mendapat tempat di sampul tabloid lowbrow ini. Namun, sementara publik segera melupakan kejenakaan mereka, bos mereka di agensi pengawal McKenzies yang berbasis di Leeds tidak dan memecat gadis-gadis itu karena pelanggaran kontrak besar-besaran.
Seperti yang ditunjukkan oleh beberapa studi kasus di atas, ketenaran tidak selalu seperti semula. Sebelum memulai pencarian Anda untuk selebriti, pikirkan lagi tentang biaya dan tanyakan pada diri sendiri apakah itu benar-benar layak.
